T A
Q W A
Oleh : Dr Fadhl Ilahi
Termasuk sebab turunnya
rizki adalah taqwa. Saya akan membicarakan masalah ini –dengan memohon taufiq
dari Allah- dalam dua bahasan.
1. Makna
Taqwa
2. Dalil
Syar’i Bahwa Taqwa Termasuk Kunci Rizki
MAKNA TAQWA
Para ulama rahimahullah telah mejelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di
antaranya, Imam Ar-Raghib Al-Asfahani mendenifisikan : “Taqwa yaitu menjaga
jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa
yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang
dihalalkan” [1]
Sedangkan Imam An-Nawawi
mendenifisikan taqwa dengan “Menta’ati perintah dan laranganNya”. Maksudnya
menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala [2]. Hal itu
sebagaimana didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani “ Taqwa yaitu menjaga diri dari
siksa Allah dengan menta’atiNya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang
mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya” [3]
Karena itu siapa yang tidak
menjaga dirinya dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang yang bertaqwa.
Maka orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau
mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil
dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat
yang dikutuk Allah, berarti ia tidak menjaga dirinya dari dosa.
Jadi, orang yang
membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarangNya, dia bukan
termasuk orang-orang yang bertaqwa
Orang yang menceburkan diri
kedalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia
telah mengelurakan dirinya dari barisan orang-orang yang bertaqwa.
DALIL SYAR’I BAHWA TAQWA
TERMASUK KUNCI RIZKI
Beberapa nash yang menunjukkan bahwa taqwa termasuk di antara
sebab rizki, di antaranya.
1. Firman Allah
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertaqwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya
rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” [At-Thalaq/65 : 2-3]
Dalam ayat diatas, Allah
menjelaskan bahwa orang yang merelaisasikan taqwa akan dibalas Allah dengan dua
hal.
Pertama : “Allah akan mengadakan jalan keluar baginya” Artinya, Allah
akan menyelamatkannya –sebagaimana di katakana Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma-
dari setiap kesusahan dunia maupun akhirat.[4]
Kedua : “Allah akan memberikan rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka”. Artinya, Allah akan memberi rizki yang tak pernah ia harapkan
dan angankan.[5]
Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam
tafsirnya mengatakan :”Maknanya, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan
melakukan apa yang diperintahkanNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya,
niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya”[6]
Alangkah agung dan besar
buah taqwa itu ! Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya
ayat terbesar dalam hal pemberian janji keluar adalah.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa bertaqwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya” [7]
2. Ayat Lainnya Adalah
Firman Allah
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri” [Al-A’raf/7 :
96]
Dalam ayat yang mulia ini
Allah menjelaskan, seandainya penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal,
yakni ; iman dan taqwa, niscaya Allah akan melapangkan kebaikan (kekayaan)
untuk mereka dan memudahkan mereka mendapatkannya dari segala arah.
Menafsirkan firman Allah.
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, Abdullah bin Abbas
Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan : “Niscaya Kami lapangkan kebaikan (kekayaan)
untuk mereka dan Kami mudahkan bagi mereka untuk mendapatkannya dari segala
arah” [8]
Janji Allah yang terdapat
dalam ayat yang mulia tersebut terhadap orang-orang beriman dan bertaqwa
mengandung beberapa hal, di antaranya :
a. Janji Allah untuk
membuka “ بَرَكَاتٍ ” (keberkahan) bagi mereka. “ البرََكَاتٍ ” adalah bentuk
jama’ dari “al-barakat”. Imam Al-Baghawi berkata, “Ia berarti mengerjakan
sesuatu secara terus menerus [9]
Jadi, yang dapat
disimpulkan dari makna kalimat “al-barakat” adalah bahwa apa yang diberikan
Allah disebabkan oleh keimanan dan ketaqwaan mereka adalah kebaikan yang terus
menerus, tidak ada keburukan atau konsekuensi apapun atas mereka sesudahnya.
Tentang hal ini, Sayid
Muhammad Rasyid Ridha berkata : “Adapun orang-orang yang beriman maka apa yang
dibukakan untuk mereka adalah berupa berkah dan kenikmatan. Dan untuk hal itu,
mereka senantiasa bersyukur kepada Allah, ridha terhadapNya dan mengharapkan
karuaniaNya. Lalu mereka menggunakannya di jalan kebaikan, bukan jalan
keburukan, untuk perbaikan bukan untuk merusak. Sehingga balasan bagi mereka
dari Allah adalah ditambahnya berbagai kenikmatan di dunia dan pahala yang baik
di akhirat” [10]
Syaikh Ibnu Asyur
mengungkapkan hal itu dengan ucapannya : Makna “al-barakat” adalah kebaikan
yang murni yang tidak ada konsekuensinya di akhirat. Dan ia adalah sebaik-baik
jenis nikmat” [11]
b. Kata berkah disebutkan
dalam bentuk jama’ sebagaimana firman Allah.
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ
“Pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berbagai berkah”.
Ayat ini, sebagaimana
disebutkan Syaikh Ibnu Asyur untuk menunjukkan banyaknya berkah sesuai dengan
banyaknya sesuatu yang diberkahi. [12]
c. Allah Berfirman.
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ
“Berbagai keberkahan dari langit
dan bumi”.
Menurut Imam Ar-Razi,
maksudnya adalah keberkahan langit dengan turunnya hujan, keberkahan bumi
dengan tumbuhnya berbagai tanaman dan buah-buahan, banyaknya hewan ternak dan
gembalaan serta diperolehnya keamanan dan keselamatan. Hal ini karena langit
adalah laksana ayah, dan bumi laksana ibu. Dari keduanya diperoleh semua bentuk
manfaat dan kebaikan berdasarkan penciptaan dan pengurusan Allah. [13]
3. Ayat Lainnya Adalah
Firman Allah.
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا
التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا
مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ ۚ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ۖ
وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ
“Dan sekiranya mereka
sunguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan
dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang
pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka”
[Al-Ma’idah/5 : 66]
Allah Tabaraka wa Ta’ala
mengabarkan tentang Ahli Kitab, ‘Bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yang
ada di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an –demikian seperti dikatakan oleh
Abdullah bin Abbas Radhhiyallahu anhuma dalam menafsirkan ayat tersebut- [14],
niscaya Allah memperbanyak rizki yang diturunkan kepada mereka dari langit dan
yang tumbuh untuk mereka dari bumi. [15]
Syaikh Yahya bin Umar
Al-Andalusi berkata : “Allah menghendaki –wallahu a‘lam- bahwa seandainya
mereka mengamalkan apa yang diturunkan di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an,
niscaya mereka memakan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Maknanya –wallahu
a’lam- niscaya mereka diberi kelapangan dan kesempurnaan nikmat dunia” [16]
Dalam menafsirkan ayat ini,
Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Dan sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertawa kepada
Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya” [At-Thalaq/65 : 2-3]
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا
عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan bahwasanya jika mereka
tetap berjalan di atas jalan itu (agama Islam), banar-benar Kami akan memberi
minum kepada mereka air yang segar (rizki yang banyak)” [Al-Jin /72: 16]
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi” [Al-A’raf /7: 96]
Sebagaimana disebutkan
dalam ayat-ayat di atas, Allah menjadikan ketaqwaan di antara sebab-sebab rizki
dan menjanjikan untuk menambahnya bagi orang yang bersyukur, Allah berfirman.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Jika kalian bersyukur,
niscaya Aku tambahkan nikmatKu atasmu” [Ibrahim/14 : 7] [17]
Karena itu, setiap orang
yang menginginkan keleluasaan rizki dan kemakmuran hidup, hendaknya ia menjaga
dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia menta’ati perintah-perintah Allah dan
menjauhi larangan-laranganNya. Juga hendaknya ia menjaga diri dari yang
menyebabkannya berhak mendapat siksa, seperti melakukan kemungkaran atau
meninggalkan kebaikan.
[Disalin dari kitab Mafatih ar-Rizq fi Dhau’ al-Kitab
was-Sunnah, Penulis DR Fadhl Ilahi, Edisi Indonesia Kunci-Kunci Rizki Menurut
Al-Qur’an dan As-Sunnah, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc.
Penerbit
Darul Haq- Jakarta]
_______Footnote.
[1]. Al-Mufradat Fi Gharibil Qur’an, hal 531
[2]. Tahriru AlFazhil Tanbih, hal 322
[3]. Kitabut Ta’rifat, hl.68
[4]. Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 18/159, Ar-Rabi’ bin Khutsaim berkata : “Dia memberi jalan keluar dari setiap apa yang menyesakkan manusia” (Zadul Masir, 8/291-292 ; Lihat pula, Tafsir Al-Baghawi, 4/357 dan Tafsir Al-Khazin, 7/108)
[5]. Lihat, Zaadul Masir, 8/291-292
[6]. Tafsir Ibnu Katsir, 4/400
[7]. Tafsir Ibnu Katsir, 4/400. Lihat pula, Tafsir Ibnu Mas’ud, 2/651
[8]. Tafsir Abi As-Su’ud, 3/253]
[9]. Tafsir Al-Baghawi, 2/183. Atau seperti Imam Al-Khazin, “Tetapnya suatu kebaikan Tuhan atas sesuatu” Tafsir Al-Khazin, 2/266
[10]. Tafsir Al-Manar, 9/25
[11]. Tafsir At-Tahrir wa Tanwir, 9/22
[12]. Op. cit, 9/22
[13]. At-Tafsirul Kabir, 12/185. Lihat pula, Tafsirul Khazin 2/266 dan Tafsir At-Tahrir wa Tanwir, 9/22
[14]. Lihat Tafsir Ath-Thabari 10/463, Al-Muharrar Al-Wajiz 5/152-153, Zadul Maasir 2/395 dan Tafsir Ibnu Katsir 2/86
[15]. Lihat tafsir Ibnu Katsir 2/86, dan Fathul Qadir yang didalamnya dikatakan, “Penyebutan dari atas dan dari bawah (dalam ayat tersebut) adalah untuk menunjukkan puncak kemudahan sebab-sebab rizki bagi mereka, juga untuk menunjukkan banyak dan keaneka ragaman jenisnya” 2/85, juga Tafsir At-Tahrir at Tanwir yang didalamnya disebutkan, Maksudnya, niscaya mereka diberi rizki dari semua jalan”4/254
[16]. Kitabun Nazhar wal Ahkam fi Jami’i Ahwalis Suuq, hal 41
[17]. Tafsir Al-Qurthubi, 6/241
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan.