Baterai Li-Ion vs Li-Po, Mana yang Terbaik Untuk Smartphone?
00Featured/Sabtu, 16 Des
2017, 15:00 WIB
Samsung Galaxy Note 7
dilaporkan meledak karena adanya kesalahan produksi baterai. Sebenarnya antara
baterai Li-Ion dengan Li-Po, mending yang mana sih?
Ingat insiden Samsung Galaxy
Note 7 yang jadi perbincangan selama tahun 2016 silam? Dengan spesifikasinya
yang super canggih, Samsung Galaxy Note 7 dilaporkan meledak karena adanya
cacat produksi pada baterai.
Seperti yang kamu ketahui,
Samsung Galaxy Note 7 dibekali baterai non-removable berkapasitas 3000mAh.
Jenis baterai yang digunakan oleh smartphone ini adalah baterai Li-Ion
(Lithium). Jadi sebenarnya jenis baterai apa yang terbaik untuk dipilih saat
membeli smartphone? Apakah Li-Ion atau Li-Po (Lithium Polymer)?
Ngaku deh, selama ini kamu
hanya memperhatikan kapasitas baterai saja saat akan membeli smartphone, kan?
Padahal selain kapasitas baterai, jenis baterai yang digunakan pada smartphone
pun harus kamu perhatikan. Pasalnya jika salah memilih jenis baterai yang tidak
sesuai dengan penggunaanmu, bisa-bisa malah jadi masalah di kemudian hari.
Baterai Li-Ion
Baterai Li-Ion adalah jenis
baterai yang paling mudah ditemukan pada perangkat pintar seperti smartphone,
tablet, hingga laptop. Rata-rata bentuk baterai Li-Ion adalah kotak, sehingga
mudah dilepas selama penggunaan, mudah dirawat, dan mampu menampung energi yang
banyak. Dan lagi baterai Li-Ion memiliki harga jual yang lebih murah jika dibandingkan
baterai Li-Po.
Namun kelemahan baterai
Li-Ion terletak pada materialnya yang mudah terbakar. Hal ini karena baterai
jenis Li-Ion menggunakan pembatas berupa metal yang tipis. Jika berada dalam
suhu yang tinggi, maka rentan menyebabkan ledakan. Bukan itu saja, jika ada
kesalahan reaksi kimia seperti produksi gagal pada baterai Samsung Galaxy Note
7, maka ledakan pun tidak bisa dielakkan. Bahkan kasus hoverboard meledak pun
gara-gara menggunakan baterai jenis Li-Ion.
Kelemahan lain baterai
Li-Ion adalah siklus hidup yang pendek. Siklus hidup pada baterai ini berkaitan
dengan kemampuannya saat diisi ulang setelah baterai habis. Nah, baterai Li-Ion
memiliki siklus hidup terbaik hingga 500 kali proses isi ulang.
Baterai Li-Po
Berbeda dengan baterai
Li-Ion yang dibanderol dengan harga murah dan banyak digunakan, baterai Li-Po
adalah baterai litium tipis yang ringan. Pada praktiknya, baterai Li-Po lebih
banyak digunakan oleh para penggila aero modelling. Namun sekarang sudah banyak
smartphone flagship yang menggunakan baterai jenis ini.
baterai-li-ion-vs-li-po (5)
Selain ringan, keunggulan
baterai Li-Po adalah materialnya yang fleksibel. Karena berbentuk gel, baterai
jenis ini mudah dibentuk, sehingga cocok untuk smartphone yang memiliki desain
tipis. Baterai ini juga lebih aman dan memiliki siklus hidup yang panjang,
hingga 1000 kali proses isi ulang.
Di balik segala
kelebihannya, baterai Li-Po juga memiliki kelemahan, yakni harganya yang mahal
dan dibutuhkan charger khusus yang mampu meyalurkan daya sama besar ke seluruh
sel baterainya. Maka dari itu, rata-rata smartphone yang dibekali dengan
baterai Li-Po pasti dibanderol dengan harga cukup mahal, karena butuh biaya
lebih untuk charger-nya.
Setelah baca uraian di atas,
kamu paham kan kenapa jangan melihat kapasitas baterainya saja saat membeli
smartphone? Nah, kamu pilih smartphone dengan baterai Li-Ion atau Li-Po nih?
Yang mana pun sama bagus, walaupun memiliki perbedaan dari baterai Li-Ion dan
Li-Po, namun masing-masing punya keunggulan. Tugasmu tinggal menyesuaikan mana
yang paling cocok dengan kebutuhanmu.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan.