Menguak Teknologi Canggih Dari Kamera Smartphone
by UMMY TSABIT on JANUARY
17, 2016
Saat ini, bisa dipastikan
bahwa hampir setiap smartphone memiliki kamera, namun kamera tersebut bisa
bermacam-macam jenisnya. Ada yang canggih dalam kondisi low light, beberapa
bahkan mampu merekam video dalam resolusi 4K, sedangakan yang lain memiliki
keunggulan mampu membidik objek dengan cepat sehingga mampu mengimbangi tangan
yang terus gemetar saat memotret. Penasaran tentang teknologi kamera pada suatu
smartphone, berikut akan kami ulas secara lengkap tentang teknologi kamera
smartphone :
Penjelasan dasar teknologi kamera smartphone
Setiap kamera smartphone
pasti jenisnya berbeda-beda, namun mereka memiliki beberapa hal yang sama
secara umum. Mereka umumnya memiliki lensa, yang memungkinkannya untuk melihat
objek; mereka semuanya juga memiliki sensor, yang akan mengambil apa yang
dilihat oleh lensa untuk kemudian diubah menjadi data digital ; dan mereka
semuanya juga memiliki software, yang akan menganalisa datanya dan mengubahnya
menjadi file gambar yang bisa kamu edit. Kombinasi dari semua hal inilah yang
akan menentukan seberapa baik atau burukkah hasil jepretan gambarmu nantinya.
Berikut ini adalah beberapa istilah dalam kamera smartphone yang perlu kamu
ketahui :
Megapixel
Megapiksel atau yang biasa
disingkat dengan MP, merupakan ukuran untuk seberapa banyak kandungan piksel
yang terdapat pada gambar kamera yang dihasilkan. Jika 1 MP sama dengan 1000 x
1000 (1.000.000 piksel), maka kamera
yang berukuran 20 MP, maka gambarnya akan memiliki 20 juta piksel.
Untuk lebih mudahnya
dipahami, semakin besar ukuran pikselnya, maka semakin bagus dan tajam hasil
fotonya. Kamu bisa melakukan zoom in atau memotong (cropping) gambar tanpa
khawatir fotonya akan menjadi pecah. Meski begitu, masih ada lebih banyak hal
yang menentukan kualitas foto dibandingkan dengan sekedar banyaknya piksel
belaka, dan itu masih sangat mungkin untuk mendapatkan hasil foto yang lebih
bagus dari kamera ponsel sebesar 12 MP dibandingkan dari kamera ponsel 20 MP.
Ukuran Sensor
Semakin besar ukuran sensornya,
maka semakin luas cakupan yang bisa dilihat kamera dan semakin bagus hasil foto
yang dijepret. Karena sensor yang lebih besar berarti mampu mengambil lebih
banyak cahaya, menghasilkan warna yang lebih akurat, foto lebih jernih karena
lebih sedikit noise serta dynamic range (ratio antara pencahayaan paling terang
dengan kegelapan paling gelap) yang lebih luas.
Selain itu, sensor yang
lebih besar berfungsi lebih baik pada saat keadaan sedikit cahaya (low light).
Ukuran sensor smartphone biasanya sekitar 1/3 inch, namun pada beberapa jenis
ponsel, sensornya bisa saja ada yang 1/2.6 inchi, 1/2.5 inchi, 1/2.3 inchi,
bahkan ada yang besarnya mencapai 1 inchi seperti yang terdapat pada Panasonic
Lumix CM1.
CCD dan CMOS
Sensor smartphone biasanya
hadir dalam salah satu dari dua bentuk, yakni : CCD (Charge Coupled Device) dan
CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Smartphone model jaman dulu
biasanya menggunakan sensor CCD, namun sebagian besar smartphone modern
keluaran terbaru sudah menggunakan sensor yang lebih kompleks dan hingga saat
ini harganya juga lebih mahal, yakni sensor CMOS.
Ada beberapa perbedaan
antara sensor yang terdapat dalam berbagai jenis perangkat yang berbeda, maka
dari itu sangat penting untuk membaca review tentang kameranya dan memeriksa
perbandingan dengan perangkat yang lain untuk menemukan seberapa baguskah
kinerja dari sensor kamera sebuah smartphone.
Aperture
Aperture atau bukaan lensa
adalah lubang/pembukaan kamera yang terletak di bagian paling depan pada
kamera. Ukuran aperture menentukan pada seberapa banyak cahaya yang bisa masuk
melalui lensa kamera dan menuju sensor. Aperture biasanya digambarkan dengan
istilah : f/1.4, f/2.0, f/2.8, f/4, f/11 dan yang lain. Semakin kecil angkanya,
maka akan semakin besar aperturenya, dan semakin banyak cahaya yang bisa masuk.
Jadi, jika kamu benar-benar
menginginkan kamera yang hebat dalam kondisi minim cahaya (low light) tanpa
menggunakan bantuan lampu Flash misalnya, maka carilah smartphone dengan angka
aperture yang paling rendah. Angka aperture yang semakin kecil juga
mengindikasikan bahwa kamu akan mendapatkan kedalaman efek lapangan (field
effect) yang menarik, di mana latar depan akan terlihat jelas tapi latar
belakang tampak kabur.
ISO dan kecepatan bidik
Aperture merupakan bagian
dari tiga hal yang sangat mempengaruhi pada hasil foto, sedangkan dua hal yang
lain adalah ISO dan kecepatan bidik atau disebut dengan istilah shutter speed.
Shutter speed berfungsi untuk menentukan seberapa lama kamera bisa mempertahankan
agar lensa tetap terbuka untuk mengambil sebuah gambar, dan ISO untuk
menentukan seberapa sensitif kameramu untuk cahaya yang tersedia. Banyak
aplikasi kamera yang bisa memungkinkanmu untuk menyesuaikan kedua hal ini.
Semakin besar angka ISO nya,
maka kameramu akan semakin sensitif terhadap cahaya. Jadi misalnya saja, jika
kamu memotret dengan angka ISO 100, maka
kamera membutuhkan waktu satu detik untuk menangkap objek gambar, sementara
jika memotret dengan ISO 800, maka hanya butuh sekitar 0.125 detik. Meski
begitu, tambahan sensitivitas ini juga ada bayarannya, yakni munculnya banyak
noise. Jika kamu memotretd dengan jumlah ISO yang sangat tinggi, maka kamu akan
melihat banyak noise, sehingga mengakibatkan gambarnya seperti berpasir.
Berbagai jenis kamera mengatasi masalah noise ini dengan beberapa cara, namun
ada satu acuannya : jika dengan menggunakan ISO besar, noise nya tidak bisa
terelakkan lagi, maka sebaiknya gunakan jumlah ISO yang serendah mungkin.
Hal lain yang bisa kamu ubah
adalah kecepatan bidik. Semakin lama shutter kameramu terbuka, maka semakin
banyak cahaya yang akan ditangkap, namun hal itu juga bisa membuat kameramu
lebih rentan terhadap getaran dan gerakan yang kabur. Jadi, jika ingin memotret
sebuah aksi, maka gunakan kecepatan bidik atau rana yang cepat; untuk
pemotretan dalam cahaya rendah atau mencoba untuk mengambil gambar dari petir
atau kembang api, maka coba kecepatan rana yang lama untuk menghasilkan hasil
foto yang terbaik.
Image Stabilization (stabilisasi gambar)
Ada dua jenis dari Image
Stabilization, yakni stabilisasi gambar digital (digital image stabilization),
yang menggunakan perangkat lunak untuk mengimbangi sedikit getar dan menjaga
foto tersebut agar stabil, dan optical image stabilization, yang menggunakan cara
mekanis untuk menjaga lensa tetap stabil.
Optical Image Stabilization
biasanya lebih baik daripada digital stabilization, terutama saat dalam kondisi
minim cahaya karena labih bisa meredam munculnya blur saat kamera terus goyang
(tidak satbil).
HD dan 4K
Tentu kamu sering mendengar
kamera ponsel yang memiliki kualitas HD atau 4K. HD dan 4K merupakan ukuran
resolusi kamera, seperti halnya mega piksel, namun keduanya digunakan untuk
menggambarkan hasil rekaman video. HD yang merupakan singkatan dari High
Definition berarti memiliki resolusi 1.920 x 1.080 piksel, sedangkan 4K atau
juga disebut dengan UltraHD jumlahnya dua kali lipat dari itu, yakni : 3.840 x
2. 160 piksel.
Keuntungan utama dari kamera
beresolusi 4K adalah bahwa kamu bisa melakukan zoom in secara dramatis dengan
resolusi 4K, dan kamu pun masih bisa menggunakan rekaman kualitas HD, sehingga
membuat opsi kreasimu masih tetap terbuka. Kelemahan dari rekaman 4K, proses
merekamnya membutuhkan ruang memori dua kali lipat lebih besar dibanding dengan
HD, jadi bukan pilihan bagus bagi ponsel dengan kapasits memori yang terbatas.
Format RAW
Sebagian besar foto hasil
kamera smartphone disimpan dalam format JPEG, namun beberapa smartphone high
end juga bisa merekam dalam format RAW. RAW adalah pilihan yang lebih baik bagi
fotografer profesional karena hanya merekam apa yang sensor kamera lihat.
Sedangkan gambar JPEG dioptimasi dan dikompres untuk menghemat ruang. Selain
itu, RAW juga bisa memahami lebih banyak tingkat kecerahan, dan akan lebih
mudah untuk memperbaiki foto dalam format RAW dibanding dengan JPEG.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan.