Kasih Sayang Allah Kepada Hamba-Nya
Athirah Mustajab August 21, 2012
مَنْ عَرَفَ اللهَ بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ
وَأَفْعَالِهِ أَحَبَّهُ لاَمَحَالَةَ
“Barang siapa yang mengenal Allah
melalui nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya, pasti dia
akan mencintai-Nya!” (Ibnul Qayyim, Al-Jawabul Kafi)
Ada dua nama Allah yang begitu dekat di telinga kaum
muslimin. Ada dua nama Allah yang begitu lekat di lisan kaum mukminin. Ada dua
nama Allah yang tertera dalam lafal basmalah. Ada dua nama Allah yang menjadi
bagian surat Al-Fatihah. Ada dua nama Allah yang begitu indah. Dua nama itu
adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Keduanya berhubungan dengan “rahmat” (kasih sayang) Allah
Ar-Rahman: yang memiliki rahmat yang luas meliputi
seluruh makhluk-Nya; wazan فعلانdalam bahasa Arab menunjukkan keluasan dan
cakupan menyeluruh. Sebagaimana jika ada seorang lelaki yang marah dalam hal
apa pun, dia disebut: رجل غضبان (rojulun ghodhbanun).
Ar-Rahim: nama yang menunjukkan atas perbuatan,
karena فعيل bermakna فاعل .
Sifat “rahmat” (kasih sayang) Allah yang terkandung dalam
kedua nama tersebut sesuai dengan ketinggian dan kemuliaan Allah.
Perbedaan makna lafal “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim”
Ada ulama yang mengatakan bahwa Ar-Rahman artinya Allah
memberikan kasih sayang secara umum kepada seluruh makhluk-Nya di dunia,
sedangkan Ar-Rahim artinya Allah memberikan kasih sayang secara khusus kepada
orang-orang beriman saja di akhirat.
Selain pendapat tersebut, Syekh Khalil Harash menyebutkan
pendapat lain tentang perbedaan antara makna lafal Ar-Rahman dan Ar-Rahim, “Al-‘Allamah Ibnul
Qayyim rahimahullah telah membawakan pendapat bahwa Ar-Rahman
menunjukkan sifat yang terkandung pada Dzat, sedangkan Ar-Rahim mennunjukkan
atas keterkaitan sifat tersebut (rahmat) dengan makhluk yang dirahmati. Dengan
demikian, lafal ‘Ar-Rahman’ tidak diungkapkan dalam bentuk muta’addi (perlu
objek). Sementara lafal Ar-Rahim diungkapkan dengan menyebutkan objek. Allah berfirman,
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيماً
‘…
Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.’ (Q.s.
Al-Ahzab: 43)
(Dalam ayat tersebut) tidak dikatakan رحمانا (Rahmanan),
tetapi Allah nyatakan “رَحِيماً ” (Rahimaa). Inilah pendapat
terbaik tentang perbedaan makna kedua lafal tersebut.”
Kasih sayang terhadap seluruh makhluk-Nya
Ar-rahmah al-‘ammah: Kasih sayang yang Allah berikan secara
umum kepada seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali.
Sifat ini dikaitkan dengan sifat “al-‘ilmu” dalam
firman Allah berikut ini,
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً
وَعِلْماً
“Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala
sesuatu ….” (Q.s. Ghafir/Al-Mu’min: 7)
Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Dengan demikian,
rahmat (kasih sayang)-Nya juga dirasakan oleh segala sesuatu tersebut sebab
Allah menggandengkan antara ilmu-Nya dan rahmat-Nya. Kasih sayang jenis ini
dirasakan oleh badan selama di dunia, seperti: makanan, minuman, pakaian,
tempat tinggal, dan sebagainya.
Kasih sayang Allah terkhusus bagi
orang-orang beriman
Ar-rahmah al-khashshah: Kasih sayang Allah yang khusus
diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Kasih sayang jenis ini
bersifat imaniah diniah duniawiah ukhrawiah, berupa taufik untuk mengerjakan
ketaatan, kemudahan dalam beramal kebajikan, keteguhan di atas iman, petunjuk
menuju jalan yang lurus, serta kemuliaan dengan dimasukkan ke dalam surga dan
dibebaskan dari siksa neraka.
Di akhirat kelak
Rahmat Allah bagi orang-orang kafir hanya terbatas di
dunia. Dengan kata lain, tak ada rahmat sejati bagi mereka. Lihatlah keadaan
mereka nantinya di akhirat,
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا
فَإِنَّا ظَالِمُونَ
“Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan
kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran),
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
(Q.s. Al-Mu’minun: 107)
Tak
ada rahmat bagi mereka pada hari itu. Yang ada hanya keadilan! Allah berfirman kepada
mereka,
قَالَ اخْسَؤُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
“Allah berfirman, ‘Tinggallah dengan hina di dalamnya,
dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku.’” (Q.s. Al-Mu’minun: 108)
Demikianlah
kondisi orang kafir di akhirat. Lalu, bagaimana keadaan orang-orang beriman?
Di
akhirat kelak, Allah akan mengkhususkan rahmat, keutamaan, dan kebaikan
dari-Nya bagi orang-orang mukmin. Allah juga akan memuliakan mereka dengan
ampunan dan penghapusan dosa. Saking luasnya segenap karunia itu, sampai-sampai
lisan tak mampu menceritakannya dan pikiran tak mampu membayangkannya.
إن لله مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين
الجن والإنس والبهائم والهوام، فيها يتعاطفون، وبها يتراحمون، وبها تعطف الوحش على
ولدها، وأخر الله تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة
“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di
antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan
tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan
menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah
mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari
kiamat.”
(Muttafaq ‘alaih; dalam Shahih Bukhari no.
6104 dan Shahih Muslim no. 2725; lafal hadits ini dari Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Bilamana kasih sayang Allah bertambah?
Jika seorang hamba memperbanyak ketaatan dan mendekatkan
dirinya kepada Rabb-nya maka bagian rahmat Allah yang diperolehnya juga akan
semakin bertambah banyak.
وَهَـذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ
وَاتَّقُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan
yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.”
(Q.s. Al-An’am: 155)
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah rasul, supaya kamu
diberi rahmat.”
(Q.s. An-Nur: 56)
إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ
الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.s. Al-A’raf: 56)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ وَالَّذِينَ هُم
بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang
yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami.”
(Q.s. Al-A’raf: 156)
Hanya kepada Allah kita memohon agar –dengan rahmat-Nya–
kita termasuk dalam golongan orang-orang shalih. Semoga Allah juga mencurahkan
kasih sayang kepada kita, sebagaimana yang Dia limpahkan kepada
kekasih-kekasih-Nya yang beriman. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahamulia
lagi Maha Agung, rahmat-Nya begitu luas tak terbatas.
Maroji’:
- Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Dar Ibnul
Jauzi.
- Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Dar Ibnul
Jauzi.
- Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, Syekh Muhammad Khalih Harash, Dar Ibnul Jauzi.
- Fiqhul Asmail Husna’, Syekh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr,
Darut Tauhid lin Nasyr, Riyadh.
***
Artikel muslimah.or.id
Penulis: Ummu Asiyah Athirah
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
Penulis: Ummu Asiyah Athirah
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
Sahabat
muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini.Jazakallahu
khaira
TOPICS: AQIDAH, TAUHID ASMA WASSIFAT
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan.